Sajak Prof.Dr. Winarno Surakhmad, MSc.Ed
MELAHIRKAN KEMBALI INDONESIA RAYA
Sebuah Litani
(senandung kehidupan, do’a dan harapan) buat Guru Bangsa
DI
KELAHIRANNYA
Sampai kemarin, ketika…semua
babi, rusa, komodo dan badak cula,
Hidup terlindung petaka
Dalam satu undang-undang;
Guruku malang, sebagai malaikat yang tirakat
Hidup penuh hampa;
Tanpa perlindungan
Sepenggal undang-undang
DI
DUNIANYA
Tanpa sebuah kepalsuan semua guru
meyakini
Guru artinya ibadah
Tanpa sebuah kemunafikan semua
guru berikrar
Mengabdi kemanusiaan.
Tapi dunianya….ternyata tuli, Setuli
batu….tak berhati
Otonominya, kompetensinya,
profesinya
Hanya sepuhan pembungkus rasa
getir.
Tatkala
dunianya tidak bersahabat
Tidak
mungkin menjadi guru yang Guru
Hingga ketika guru syuhada,
Tiada tempat di makam pahlawan!
DI
HATI KECILNYA
Dengan sikap terbata-bata
Dengan suara tersendat-sendat
Dengan hati tersumbat darah
Guru bertanya dalam gumam
Mungkinkah berharap yang terbaik
Dalam kondisi yang terburuk?
Bolehkah
kami bertanya
apa
artinya bertugas mulia
Ketika kami hanya
terpinggirkan
tanpa ditanya tanpa disapa ?
Kapan
sekolah kami lebih baik dari kandang ayam !
Kapan
pengetahuan kami bukan ilmu kadaluarsa !
Mungkinkah berharap yang terbaiK dalam kondisi yang
terburuk ?
Kenapa
….ketika orang menangis, kami harus tetap tertawa
Kenapa….ketika orang
berkenyangan, kami harus tetap kelaparan ?!
Bolehkah kami bermimpi ?
Didengar ketika bicara, dihargai layaknya
manusia
Tidak dihalau ketika bertanya ?
Tidak
mungkin berharp yang terbaik dalam
kondisi yang terburuk !
DI
BATU NISANNYA
Di sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan
oleh sejarah
Terbaca torehan darah kering
“Disini…berbaring seorang guru, semampu…
membaca buku usang
sambil belajar….menahan lapa, hidup sebulan
…dengan gaji sehari
Itulah nisan
sejuta guru tua
yang terlupakan oleh sejarah
Kematiannya tidak ditangisi
Tiada bunga, tiada meriam, tiada do’a, tiada
….in memoriam
Tanpa
bendera setengah tiang
Sedetikpun
sekolah tidak libur:
Hanya
seorang guru…berlalu, seorang guru tua, dari sejuta pelaku sejarah
DI
MATA BANGSANYA
Bangkitlah , bangkitlah guruku
Kehadiranmu tidak tergantikan
Biarlah dunia ini menjadi saksi
Kau
bukan guru negri
Kau
bukan guru swasta
Kau adalah GURU
BANGSA !!!
Kalau engkau mau, kalau saja
engkau mau
Memberikan yang terbaik
Dan hanya yang terbaik…
Kalau saja engkau mau,
Memanusiakan manusia
Membudayakan
bangsa
Mengindonesiakan
nusantara:
Satu generasi di
tanganmu
Seagung sebuah
Maha Karya;
Satu besok
menunggumu
Indah dari seribu
kemarin !
Maha guru bangsa ini
Sekaranglah waktumu
MELAHIRKAN KEMBALI
SEBUAH INDONESIA
RAYA
(Dibacakan pada hari Guru ke 60
di Manahan, Solo, Minggu 27 Nopember 2005)